Entradas populares

Curhat boleh, asal..

Curhat boleh, asal tau waktu.. 
Curhat boleh, asal tau diri.. 
Curhat boleh, asal tau kondisi.. 
Curhat boleh, asal tidak ngrepotin.. 
Curhat boleh, asal tidak mbebani.. 

Kita sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari orang lain, ya karena kita saling membutuhkan. Membutuhkan teman bukan berarti halal menjadikan dya tempat pembuangan sampah emosimu. Ga akan ada orang yang betah menjadi tempat pembuangan sampah emosi terus menerus. Orang akan mengalami titik jenuh, bosen, muak, dan endingnya memilih pergi. 

Jika sudah dalam kondisi tersebut maka jangan tanya "apa salahku, kok dy berubah?", dst. Come on instrospeksi saja. Orang itu tidak ada yang nganggur, jika ada waktu luang saja akan lebih memilih tidur, main game, hangout, dll dibanding mendengarkan curhat yang sama dalam waktu yang lama. Ga pa² jika curhat dalam waktu yang lama, namun pastikan lawan bicaramu masih nyaman, masih enjoy, dan dya tertarik. 

Sebaliknya, jika lawan bicaramu sudah eneg, capek, males bahkan sudah secara halus sampai kasar bilang tidak ingin lagi mendengar curhat yang itu² saja maka plis sadar diri. Tidak semua orang bisa begitu mudah cut off pertemanan karena pertimbangan ini itu. Hanya saja, jadilah dewasa untuk bisa melihat kondisi sekitarmu. 

Tidak mengenal waktu, tidak mau tau kondisi lawan bicara, mengabaikan berbagai signal keengganan lawan bicara mendengarkan curhat yang sama. Ya curhat tema yang sama, masalah yang sama, hanya ingin didengar, mengabaikan masukan, dan maunya hanya ingin dimengerti dan divalidasi bahwa yang dya lakukan benar.  Mana bisa memvalidasi hal yang sudah berlawanan dengan norma sosial? Bahkan dilakukan penuh kesadaran. 

Jangan sakit hati, ketika lawan bicaramu sudah tidak semenyenangkan dulu, anggap saja waktunya sudah selesai. Jika sekarang masih mau bermain bersama bukan berarti dya masih bersedia menjadi tempat pembuangan sampah energimu. Dya hanya ingin berhubungan baik antar manusia saja. Ya, anda baik namun bukan berarti bisa seenaknya menyita waktu, pikiran, tenaga orang lain. 

Mari, bertanggung jawab dengan apa yang sudah dipilih. Jadi gentle aja, kalo mau A ya sudah, bismillah semoga Allah memberikan jalan terbaik. Jika A banyak resikonya ya ambil, bukankah itu seharusnya sudah difikirkan sebelum menentukan pilihan? Bukankah itu konsekuensinya? Jika saran temenmu berlawanan, abaikan saja jika A sudah jadi pilihanmu. Ini hidupmu coy, skip temenmu. Kamu berhak bertanggung jawab dengan hidupmu. Sebaliknya, temenmu berhak free tanpa harus menanggung beban cerita hidupmu yang sudah tidak masuk logika. 

Hargai orang yang tidak fanatik denganmu. Ketika dya tidak dengan mudah menghakimi kesalahan fatalmu bukan berarti dya setuju dengan salah langkahmu itu, bisa jadi karena toleransinya tinggi. Ketika dya sudah banyak menasihati, tapi kamu tidak membutuhkan itu dan lebih mengedepankan "emosimu" maka ambil semua resikonya. Bukankah ini yang kamu inginkan? 

Sebaliknya, jangan drama ke temenmu ketika kamu mengalami masalah atas resiko dari pilihanmu. Ini hidup kamu, maka jangan tambahkan beban hidup ke orang lain. Boleh curhat asal jangan sampai mbebani. Kenapa? Hal tersebut lama kelamaan akan membuat lelah psikis lawan bicaramu. Kalau tidak segera diatasi karena dilakukan sudah bertahun² maka akan berdampak negatif terhadap mental lawan bicaramu. Ya mentalnya dipertaruhkan hanya karena dya mendengarkan curhatmu. Plis jangan egois.. 


Ambil serta konsekuensinya

Egomu sungguh tinggi Nona. Kamu bukan orang polos yang tidak tau makna dari sebuah kalimat. Ketika temenmu bilang aku sudah cukup.., aku mundur.., aku muak.., aku capek.., dll. Hey Nona temanmu tolong hargai. Dya sudah mengutarakan perasaannya muak menghadapi ceritamu yang tidak masuk logika akal sehat, dya sudah capek mendengar kamu bersikap denial, dya sudah mual melihat apa yang kamu ucapkan tidak sepenuhnya sama dengan yang ada di hatimu. 

Ambil konsekuensi dari semua hal yang sudah kamu pilih Nona, tolong jadilah dewasa. Jangan biarkan orang lain menjadi sampah emosimu. Kasihan., jangan! Jangan bermain api jika kamu takut kebakaran, jangan bermain air jika kamu tidak siap basah. Menjalin cinta segitiga itu rumit Nona. Ambil segala resiko dari apa yang kamu pilih. Bukankah hidup penuh resiko? 

Berkeluh kesah boleh Nona, tapi jangan jadikan temanmu itu sebagai tempat pembuangan sampah emosimu. Ingat setiap orang batas. Jangan egois, yang hobinya hanya ingin di dengar saja. Jangan jadi egois yang maunya ingin divalidasi saja. Hey Nona dimanapun berada, di keadaan yang entah bagaiamana, namanya cinta segitiga itu tidak ada benarnya. Bersikaplah dewasa dan pilih satu serta ambil konsekuensinya. 

Bukankah situasi rumit ini adalah hal yang kau pilih secara sadar? Jangan seolah menjadi korban Nona, justru kamulah aktor utamanya. Teman itu hanya menemani, itupun jika masih kamu hargai. Jika terus²an kamu repoti ya ga ada yang bisa jamin akan stay di sisimu. Terlebih dya menjadi tempat pembuangan sanpah emosi mengenai cinta segitiga rumitmu. Jika sekarang dya masih stay, itu bukan abadi. Dya hanya mencari celah untuk membelah diri, mengurai, bersembunyi, lantas pergi. 


Etika membalas chat

Jangan sok merasa orang penting dan enjoy mengabaikan chat orang lain. Benar hak kamu untuk read doang chat temanmu, hak kamu untuk tidak membalas pesan pentingnya dan hak kamu juga untuk slow respon. Boleh² aja sih, tapi kamu akan ditandai oleh lawan komunikasimu. Ketika kamu punya karakter yang ga bisa jauh dari HP tp kamu hobi slow respon maka sejatinya kamu sedang membukakan pintu temenmu untuk pergi dari hidupmu. 

Adakalanya merasa si paling sibuk hingga puluhan chat tertumpuk masak siiih, sepenting apa sih hidup anda? Hargai orang di sekitarmu ya.. Ini adalah hal sepele bagi sebagian orang tapi fatal akibatnya. Nah hal yang akan memperparah keadaan apabila, kamu hobi slow respon atas chat temenmu, tapi pas kamu butuh chat nya panjang. Kelihatan banget tuh egomu disini. Kamu hanya ingin menangnya sendiri, egomu hanya ingin dimengerti tapi enggan memahami kebutuhan orang lain. 

Orang juga lama kelamaan males kalo kamu sengaja slow respon dan mengabaikan pesan di HP mu. Ya kalo sekarang masih bertahan karna masih ada kebutuhan yang belum selesai. Lihat saja jika semua sudah selesai maka dengan secepat kilat dya akan pergi dan menjauh dari hidupmu. Balaslah pesan sesegera mungkin bagi orang² yang mampu menghargai keberadaanmu. Sebaliknya, lepaskan perlahan orang yang tak mampu melihat ketulusanmu. 

Ambil keputusan beserta resikonya

 Jika kamu sudah dewasa harusnya sudah tau dong apa itu konsekuensi? Ketika kamu memutuskan menjadi selingkuhan maka kamu harusnya sudah berfikir apa dampak pendek dan panjangnya. Ketika kamu dengan sadar meminjami uang dengan jumlah yang fantastis harusnya sudah terpikirkan resiko terburuknya. Ketika kamu dengan kesadaran penuh ada di lingkungan yang erat dengan persaingan harusnya sudah tau konflik apa yang berpotensi tercipta.

Sudah dewasa, sudah bisa memutuskan apa yabg menjadi hal baik dan buruknya. Ketika sudah paham hal tersebut buruk maka bertahanlah karena itu hal yang seharusnya kamu dapatkan. Jika kamu sudah tidak sanggup maka silahkan balik kanan dan bertobatlah. Bukan, masih enjoy di dalam circle tersebut dan mencari kambing hitam untuk dijadikan tempat curhat dalam jangka lama.

Jika kamu menemukannya maka kamu beruntung, tapi ingat semua ada limitnya. Menerima curhat dengan permasalahan yang itu2 saja, dinasehati iya2 iya, disakiti berkali2 oke2 aja,dst hingga cerita itu menggunung dan tidak ada space untuk menampungnya. Lantas kira2 apa yang akan terjadi? Sebaik baik orang akan mudah balik kanab jika effortnya tidak dihargai. 

Mari ketika usia kita sudah dewasa, bertanggungjawablah dengan semua resiko dari pilihan kita. Jangan lagi mencari orang kain untuk membenarkan apa yang kita lakukan, memvalidasi keputusan yang salah , serta mengorbankan orang lain atas pilihan yang salah.

Sorry, your informatiom too much

Benar anda itu kaya Nona, betul anda itu hebat Tuan, setuju anda itu populer Nyonya. Namun, tidak semua kehebatan anda ingin aku dengar lho, tidak sedikitpun kisah asmara anda ingin ku ketahui, tidak sejengkal gaya hedon anda mengusikmu lho. Buat apa sih ya cerita kehebatan anda? Fix anda sudah kaya, populer, membahana, tak terbantahkan kesempurnaan anda, lantas gunanya untuk apa anda cerita ini itu kesaya? Ingin validasi kah? Hey manusia yang hobi pamer, tanpa anda mencari validasi ke orang², anda sudah paling keren kok. Jangan sampai dengan ketidak-pekaan anda terhadap respon lawan bicara anda, membuat mereka muak. 

Beli eskafator kirim foyo, laptop baru kirim poto, beli rumah kirim poto, beli handphone keluaran terbaru kirim poto, beli gunung mas kirim poto, dll. Hey aku ga butuh informasimu ges. Stop share your happiness. Bukannya aku iri, aku hanya muak karna aku ga butuh informasi tersebut. Ga ada hubungan sama sekali dengan diriku.

Hey jiwa yang penuh ambisi. Kamu lupa lawan biacaramu adalah manusia yang punya hati, punya lelah, punya muak. Apakah kamu masih disebut manusia jika kamu dengan sengaja memamerkan segala kehebatanmu ke orang² supaya dapat pengakuan?. Hey jiwa sombong, mereka tak butuh informasimu itu. Simpan rapat² untuk dirimu saja. Jadilah manusia yang seutuhnya manusia. Temenmu sedang tidak punya uang, kamu dengan PD pamer habis beli gunung mas. Temenmu sedang gundah kamu dengan lantangnya pamer kebahagiaan bersama pacar barumu seolah hanya kamu yang pantas bahagia. Tetanggamu bisa brli  beras 1kg di warung aja udah bersyukur sekali, kamu dengan sadar ngomong di depannya bahwa kamu ga selera dengan roti.

Hey sudahi sikap egoismu jika kamu masih ingin punya teman. Kamu manusia biasa yang ada jatahnya untuk jatuh. Jangan merasa selalu di atas angin yang seolah takdir selalu berpihak padamu. Jangan sampai karna egomu ini, orang² yang awalnya tidak memiliki iri hati sama kamu menjadi muak dan menghindarimu. 

Yuk sadar, jika lawan bicaramu itu sudah bilang stop untuk membahas sebuah tema, dya sudah dengan sangat lantang bilang lelah menghadapimu maka sadar dirilah. Sadarlah bahwa orang lain juga punya cerita, punya kisah, punya harta, punya keluarga, punya asmara, punya pertualangan yang bisa jadi jauuh lebih indah darimu. Open your eyes and mind! Be wise please. . 


Pikirkan saja hidupmu

Hargai jika orang-orang masih mau bersama kita, nyatanya penyesalan hanya akan hadir di akhir tatkala semuanya semua sudah tak mampu utuh lagi. Jaga hubungan baik dengan keluarga, saudara, teman, bahkan tetanggamu dengan sekuat tenagamu. Kita tidak bisa hidup sendiri, namun bukan berarti kita harus mengorbankan diri kita atas nama bertahan karna menjaga hubungan baik itu. 

Jika dirasa teetanggamu sudah mulai meresahkan, sudah mulai iri dengki, dan hobi mencari kesalahan maka ambil sikap.  Jika temen kerjamu sudah mulai resek, hobi merendahkan, dan gemar menebar fitnah maka set your bounderies. Jika saudaramu hobi pinta uang, gemar merepotkan, curhat tak kenal waktu maka pasang perisai diri, bahkan jika keluargamu tidak tau diri, menuntut, dan tidak kenal terima kasih maka mundur selangkah-lah.

Kita di desain Tuhan untuk memilih hidup bahagia, tentram, dan tenang. Jika mereka orang terdekat kok malah biang dari masalah yang mengganggu ketenanganmu maka plis bersikaplah dan pasang jarak. Tidak bermaksud memutus silatuhmi, namun untuk menyelamatkan mental supaya tetap waras dalam menjalani hidup. Egois boleh demi ketentraman hidup. Kita tidak memiliki kewajiban untuk membuat mereka happy. Kitalah yang berkewajiban memikirkan kebahagiaan diri kita masing-masing.

Orang lain bebas mengusik ketenangan kita, namun kita wajib menyaring hal tersebut untuk masuk-tidaknya di dalam hidup kita. Jika kita tidak menginjinkan hal menyebalkan tersebut masuk di hidup kita, maka semua akan running well. Sebaliknya, jika kita menginjinkan maka hidup kita akan ribet dan chaos karena ulah orang-orang yang tidak mampu memahami batasan atar manusia.

Sayangi diri yuk, plis. Kali ini egois diperbolehkan. Biarkan orang lain ruwet dengan masalahnya sendiri, ya masalah yang dibuat sendiri. Cukup berhubungan baik, sebatas baik saja sebagai manusia. Cukup kemarin tidak pintar karena suka dimanfaatkan orang lain. Cukup kemarin waktunya dihabiskan untuk mengurusi urusan orang lain. Cukup kemarin tenaganya dihabiskan untuk memikirkan hal-hal yang tidak sepenting itu. Ya. sudah waktunya mencintai diri sendiri,.

Bare minimum as a friend

Masih ingat jelas suara percakapan dua sahabat di cafe sore itu tentang batasan dalam berteman. Tidak bermaksud untuk nguping pembicaraan namun suasan cafe kala itu sepi, hanya ada mereka dan aku saja. Tak ada yang kebetulan di muka bumi ini, pun sama kenapa aku tertakdir bertemu dengan mereka. Ada hal penting yang mengiang-iang di kepala,... "setidaknya dalam berteman itu jangan membebani, lah dya enak banget tiap hari curhat sama kamu, dya plong uneg²-nya terlampiaskan, lantas apa kabar kamu? Tiap hari bebannya nambah. Pertemananmu itu fix udah ga sehat".

Baik bukan berarti halal untuk dimanfaatkan

Sebaik hubunganmu dengan temanmu akan cepat berakhir jika dari keduanya tidak ada kata menghargai. Dya baik, bukan berarti tempat pembuangan emosimu everytime and everywhere. Sebaik apapun dya manusia biasa yang punya batas. Kamu telpon ga ingat waktu, dya angkat. Kamu curhat yang itu2 aja, dya tetep menasihatimu. Kamu tantrum ga jelas, dya tetap sabar. Hey manusia dewasa, jangan hanya karna dya selalu ada di pihakmu, lantas membuatmu seenaknya saja memperlakukannya ya.


Egois boleh tapi jangan keterlaluan

Gass curhat dengan tidak mempedulikan temannya sedang apa, kondisinya bagaimana, suasana hatinya macam apa. Mungkin untuk waktu tertentu, masih akan ditemeni namun jangan berharap banyak ya karena setiap manusia itu punya masa or limitnya. Terlebih jika kamu tipe orang yang egonya sangat tinggi. Intinya hanya ingin dimengerti namun enggak mengerti balik. Waduh, jangan dong. Ingat ya setiap orang itu sibuk, ga ada orang yang nganggur. Tidur-pun adalah bentuk dari jenis kesibukan manusia di jagad ini. Jika kamu sudah diberikan waktu banyak oleh temenmu, maka sebaik-baiknya orang ya menghargai. Jangan sebaliknya ya. Dya memiliki kesibukan tapi masih sudi mendengarkan kamu curhat, isn't a good friend?


Pertemanan itu dua arah, bukan searah

Katakanlah dya good listener namun bukan berarti dya mau menyimpan apapun sendiri. Ketika kejadian ini berulang bahkan sering, ketika temenmu ingin bercerita balik ke kamu, tapi responmu balasnya lama bahkan lupa balas sedangkan kamu sudah baca pesannya dengan alasan ini itu kok rasanya keterlaluan ya ente. Terlebih ketika bertemu, temenmu lagi asyik bercerita tapi kamupun tidak luput asyik senyum2 sendiri sambil mainan handphone. Padahal yang memulai curhat adalah kamu, pas dya balik curhat kamu memperlakukannya seperti itu. Waaah jangan jahat ya. Jangan salahkan keadaan ya jika akan berubah.  


Berteman itu kedua orang bahkan lebih itu mampu SALING. Saling menghargai, saling memotivasi, saling suport, saling menguati, dan saling menginspirasi. Terlepas dari SALING tersebut, bare minimun pertemanan adalah tidak memberi beban ke temennya. Sesimpel itu sebenarnya. Jika, pertemananmu kok hanya menambahi beban hidup di setiap harinya, maka pertemananmu itu sudah tidak sehat. Carilah teman yang dapat menghargai kehadiranmu, teman yang paham kondisimu, teman yang mampu meng-influence mu, serta teman yang tidak memanfaatkan kebaikan hatimu. Salam sehat jiwa raga. 

Tempat pembuangan emosi

Kita sudah terbiasa mendengar istilah tempat pembuangan sampah, tapi kalo pembuangan emosi? Masih jarang ya? It's mean tempat curhat tp konteksnya ga peduli perasaan dan keadaan orang yang kita ajak curhat. Yaps egois. Membuang sampah aja kita dikenakan biaya karen memerlukan space untuk mengurai sampahnya, memilih sampah organik dan anorganik, bahkan untuk biaya para pekerja  atau pengepul sampah. Lantas bagaimana dengan orang yang membuang emosi? 

Manusia memang tidak bisa hidup sendiri, memerlukan orang lain untuk share kehidupan. Meskipun demikian, ada rule yang harus dipegang oleh setiap orang supaya hubungan baik antar manusia itu tidak mudah patah. Dua diantaranya adalah empati dan tidak egois. Empati dan egois memiliki keterikatan yang kuat, dimana kedua sikap tersebut membawa kita menjadi orang yang bijaksana. 

Bijaksana adalah dampak dari sifat yang muncul ketika kita mampu mengendalikan diri. Sekiranya kita sudah terlalu offside curhat ke orang lain maka sudahi, jangan gaspol hanya karna ia mendengarkanmu. Jangan kamu manfaatkan kebaikan temanmu untuk mendengarkan cerita yang sebenarnya sudah membuat temanmu muak. Terlebih ketika temanmu sudah memberikan tanda untuk stop, atau bahkan temenmu sudah bilang terang²an tidak ingin ikut campur. Yuk peka yuk.. 

Hubungan baik yang awalnya tercipta dapat hancur ketika tidak ada empati di dalamnya. Maunya di dengar terus menerus tanpa ada rasa bersalah. Wah mana ada manusia yang sanggup. Jangan egois. Jikapun kamu merasa tidak egois atas tindakanmu maka sudah dapat dipastikan temanmu lah yang akan undur diri. Dya akan tetap baik, dya akan tetap ada buat kamu, namun bukan jiwanya, hanya fisiknya. 

Menjadi tempat pembuangan emosi itu melelahkan. Terlebih jika cerita itu seputaran lingkaran setan yang ga bisa di urai, atau lebih tepatnya tidak mau mengurai. Sadar yuk lawan bicaramu juga punya hidup yang sedang diperjuangkan lho, jangan sampai kamu jadi penghambat hidup orang lain, penambah beban hidup orang lain, dan membuat orang lain muak dengan kelakuanmu. 

Ilustrasinya adalah sebuah baskom untuk menampung sampah emosimu. Disela² hidupnya yang ga mudah, ia terus menerus dijejali oleh sampah² emosimu, saat baskom masih kosong, masih ok. Lantas kalo baskomnya sudah penuh? Sampahnya bagaimana? Tentu akan menganggu kan, bakal berceceran kemana², mengganggu ketenangan hidup temanmu, membuat muak emosi temanmu, dan yang jelas akan mengancam hubungan baik itu. Yuk normalisasi untuk bertanggung jawab atas hidup kita masing². Setiap tindakan pasti ada resiko, setiap pilihan pasti ada konsekuensi. Yuk hiduplah sedewasa umur yang sudah kita miliki. 

Ketika kamu hanya dianggap audien bukan teman

Dari judul yang ada terlihat ada  sesuatu yang mengganjal kan ya? Apa hubungan antara audien dan teman?.  Ada tipe karakter yang hobi membuang emosi apapun ke temannya sekaligus hobi pula memamerkan pencapaiannya ke orang yang sama. 

Diterima bukan berarti seenaknya

Ketika kamu diterima oleh temanmu, segala macam emosimu diterima oleh temanmu bukan berarti kamu boleh memperlakukan dya seenaknya. Dya hanya manusia biasa, mungkin saat ini masih stay sama kamu namun bukan berarti akan selamanya. Manusia pada umumnya punya limit, bisa jadi bertahannya dya saat ini adalah proses penyusunan strategi untuk undur diri dari hidupmu secara perlahan. Jangan terlalu percaya diri bahwa dya akan menemanimu selamanya. 


Maunya dimengerti, tapi lupa situasi

Hidup manusia itu ber-layer, dan ga ada manusia yang ga ada masalah. Nah ketika kamu datang di hidup orang lain, mengganggunya dengan bercerita ini itu dan ditanggapi oleh temanmu secara baik, yuk plis jangan terus²an merasa nyaman atau menutup mata bahwa kamu itu sudah mengganggu waktunya. Kamu sudah mengurangi jam istirahatnya. Kamu sudah menyita ketenangannya. Boleh curhat tapi jangan berlebihan. Kamu yang punya masalah tapi temenmu harus memahami masalahmu. Jangan egois yaaa, mau sampai kapan seperti ini? 


Niatnya berbagi kabar, tapi lupa temannya punya hati

Ketika temanmu memiliki karakter tidak iri, happy if you happy bukan berarti kamu seenaknya bisa pamer pencapaian. Buat apa sih? Udah lah ga perlu validasi dari temenmu kok,  kamu itu udah keren, pinter, menawan. Fix cukup ya. Jangan sampai niatnya mau berbagi kebahagiaan tapi malah menyinggung perasaan temanmu. Ga nyinggung gimana, temenmu baru kekurangan uang, kamu secara langsung memameekan kehedonananmu. Temenmu baru susah makan, kamunya buang² makanan. Ga selalu orang stabil dalam kondisi baik lho.. 


Jika dilakukan secara terus menerus maka cepat atau lambat temanmu itu akan meninggalkanmu. Egomu sungguh tinggi, empatimu berasa ga ada karna kamu hanya ingin dimengerti. Susahnya pingin ditemeni, pencapaiannya pingin di validasi. Mana ada orang yang kuat? Jangan sampai, ketika temenmu memilih meninggalkanmu karena sudah muak lantas kamu playing victim ya, atas nama temenmu iri, temenmu berubah, maupun temenmu ga seasik dulu. Yuk koreksi diri dan hargai keputusan temanmu itu. Cari saja teman lain yang lebih baik dari temanmu itu, jika kamu menemukan maka kamu beruntung, begitu juga sebaliknya. Hargai keberadaannya selagi ada, ada bukan berarti selamanya, selamanya untuk menerima segala perlakuan yang kamu berikan padanya. 

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger