Entradas populares

Minimal jangan membebani

Ada sebuah kisah dimana ia pernah punya sahabat yang baik, keluarganya udah seperti keluarga sendiri namun ia memilih balik kanan dan menjaga jarak komunikasi. Alasannya karena ia merasa terbebani. Tidak imbang dalam persahabatan tersebut, yang satu terlalu merepotkan sehingga membebani pihak satunya. Sayang sekali sebenarnya persahabatan yang sudah terjalin sejak SD harus pudar hanya karena keegoisan sepihak. 

Ternyata, bertanggung jawab atas masalah yang dialami itu tidak semua orang di mampukan. Ada orang yang memilih menaruh beban itu ke orang lain. Misal belum membayar angsuran motor, alhasil pinjam uang dulu. Ibuknya mau arisan tapi uang habis, maka jalan pintasnya pinjam dulu. Ayahnya marah² karena gaji habis, akhirnya muaranya ke temannya tersebut. Dikira pegadaian kali ah.. 

Siapa juga orang yang mau dan betah ada di posisi tersebut? Walo untuk bisa balik kanan itu dalam waktu yang tidak satset namun perlahan² sambil atur strategi itu diperlukan. Kita sering terjebak dalam hubungan yang baik,  sehingga mau menolak ujungnya ga enak karena takut hubungannya rusak atau sayang jika hubungannya jadi berantakan. Hahahahah terus²in aja sampai gila sendiri. 

Ga jamannya lagi kita momong orang secara terus menerus, kita juga punya hidup dan perjuangan yang harus di-ihtiarkan. Ya kali kita mau jadi babu temen kita yang setiap dya berkeluh kesah kita selalu menyiapkan solusinya. Oh big no.. Lebih baik kehilangan teman yang tidak mampu menghargai batas diri kita daripada hidupnya penuh dengan penindasan. Zaman udah merdeka tapi kita terjebak oleh rasa ga enakan alhasil kita seperti tawanan perasaan kita sendiri. 

Ah penderitaan orang itu bukan tanggung jawab kita kok, so chill aja. Bantu sewajarnya saja, nasihati seperlunya, dan jangan selalu ada buat dya. Manusia itu seringnya tidak tau diri, mentang² selalu ada lantas halal untuk memanfaatkan dan ujungnya kita yang terbebani oleh masalahnya. 

Jadi sekarang tau kan, kenapa ada orang yang dulu teman baik tapi saat ini memilih jarak? Satu diantaranya dikarenakan temannya sudah terbebani oleh masalah² pihak satunya. Sudah terlalu banyak masalah² pribadi yang bersangkutan yang harusnya diselesaikan oleh ybs dan sekaligus menjadi tanggung jawab ybs tapi dilimpahkan ke temannya. Temannya harus tau setiap inci kejadian dalam hidupnya, kurang lebih begitu lah yaa. Ah siapa juga yang mau... 

Plis jadilah orang yang gentle untuk menghadapi masalah, jangan libatkan orang lain terlalu dalam. Meminta bantuan boleh, tapi sewajarnya bukan seenaknya. Ingat jangan egois, setiap orang punya masalah yang bisa jadi lebih besar dari masalah yang sedang kita rasakan hanya saja dya memilih senyap. Lebih memilih tidur daripada harus drama dan membebani hidup orang lain. Bukankah masalah itu cepat atau lambat juga akan berakhir? So jadilah manusia yang bijak, sebelum kamu merasakan kehilangan teman baikmu lantaran ia sudah tidak sanggup menanggung beban yang kamu berikan. 

Semua akan pret pada waktunya

Ternyata fase indah dalam hidup itu ketika kita sudah tidak ada lagi rasa peduli dengan orang yang dulunya pernah berhubungan baik. Kenapa indah? Karena diri kita sudah sadar bahwa kita sudah dimanfaatkan, datang pas butuh saja. Selama ini mungkin masih denial, "ah enggak kok dya baik karna pernah membantuku di masa² sulit itu", dst... denial sampai dinosaurus kembali ke muka bumi lagi. Melepaskan diri dari denial itu memang tidak mudah, terlebih sudah terlanjur berhubungan baik. Hanya saja kita harus sadar dan mengakui bahwa ybs hanya datang di kala susah, butuh bantuan, galau, ada masalah, butuh validasi, dst. 

Saat ini mungkin sudah bisa tersenyum meskipun ada penyesalan besar kenapa bisa tidak pintar ya, mau² nya ya dimanfaatkan tapi ya sudah lah ya namanya juga perjalanan hidup yang harus dilewati dan dijalani. Memang hidup orang dewasa itu unik dan banyak variannya, rumusnya kita harus selalu sadar diri dan menghindari bersikap denial. Di dunia ini tidak ada yang pasti, termasuk mereka yang sedang ada di sekeliling kita. Tidak ada jaminan mereka akan stay dan Everlasting ada di sisi kita, begitu juga dengan kita. Ambillah pelajaran sebanyak²nya dari berbagai kejadian yang sudah berlalu. 

Temukan orang yang tulus

Jika kamu menemukan maka anda the lucky one, jika tidak jadilah orang yang tulus tapi pintar. Hati boleh tulus tapi mampu mengambil sikap jika ada orang yang memanfaatkan. 

Berkawanlah sewajarnya

Tidak ada yang abadi di dunia ini termasuk pertemananmu. Seperti rumus hidup bahwa orang datang dan pergi silih berganti so ga usah lebay dalam berkawan. Sebatas hubungan baik, i'm happy if you happy, dan tidak iri dengki. 

Tinggalkan drama dan orangnya

Jika kamu menemukan orang yang hidupnya penuh dengan drama dan suka menjadi pusat perhatian, sebaiknya mundur perlahan dan baikk kanan. Berdampingan dengan drama queen itu capek karena dya akan merasa bahwa cerita dya patut didengarkan dan kita dipaksa untuk larut dari ketidakjelasannya. Plis jaga kesehatan mental anda dengan cara skip drama dan orangnya di dalam hidup anda. Jika sekarang masih bersamanya, it's okey bertahanlah semampumu saja. 


Hanya diri kita yang tau dan mampu mengukur sejauh mana kesanggupan kita berdampingan dengan orang². Jika sudah tidak sanggup karena ini itu maka letakkan saja, kemasi semua cerita yang sudah terlanjur tertulis dan segeralah tutup buku rapat². Kita tidak di-desain Tuhan untuk bertanggung jawab terhadap perasaan orang lain kok. Ketika orang lain memilih drama ya monggo saja, segala  resiko silahkan ditanggungnya. Hidup berdampingan dengan orang² yang memiliki karakter unik memang menantang tapi nikmati saja. Capek ya istirahat, lapar ya makan, minum kalo haus, mode pesawat jika pingin tanpa gangguan, bahkan kita diperbolehkan skip orang² yang hanya menambahi beban hidup. Simple things, simple life, and happy life.. 

Finding sahabat

Teman silih berganti hadir dan pergi dari hidup kita sudah pasti ada maksudnya. Entah menjadi teman waktu nyari ikan di kali, teman bandel waktu remaja, teman ngaji, teman survive aka bertahan hidup, teman curhat tentang asmara, dll. Semua berputar pada poros masing-masing. Tidak ada yang lebih penting karena mereka sama-sama penting di setiap massanya dikala itu. Jikalau sekarang sudah tak ada komunikasi sama sekali ataupun hanya dapat melihat story sosmed nya maka hal tersebut bukanlah sebuah masalah. Fase dan strugle setiap orang beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan yang lainnya. Cukup doakan semuanya sehat dan tentram. Kenangan itu akan tetap abadi di hati dan memori.

Beberapa hari yang lalu dapat chat yang waktunya hampir bersamaan dari sahabat pas jaman SD dan SMK. Keduanya sama-sama pernah menjadi saksi strugle-nya diri ini. Sudah sangat lama tidak bertemu dengan mereka karna kesibukan dan prioritas hidup masing-masing diantara kami, namun Alhamdulillah-nya mereka masih mengingat sahabatnya ini. Memang mencari sahabat di usia dewasa itu jauh lebih susah, jadi jika sedari kecil sudah punya sahabat baik maka pertahankan! Hal tersebut aset berharga yang kita miliki, aset yang tidak dapat diagunkan ke Bank. Hehehe..

Sahabat SMK sering bercerita kalo susahnya mencari sahabat, bahkan dya bilang kalo sahabatnya ya cuma aku. Dya kesusahan mencari sahabat di kantornya. Memang tidak semua orang dapat memiliki sahabat di kantornya, jika ada saya ucapkan selamat anda beruntung. Namun jika tidak, jangan berkecil hati. Anggap aja rejekimu di tempat lain seperti mahasiswanya, ibu kantin, mas penjual cilok, ataupun yang lain. Chill aja ges...

Idealnya, dunia kerja itu untuk bekerja saja. Banyak orang dewasa yang terjebak seperti anak-anak sehingga sulit untuk memilah dan memilih masalah personal dan profesional. Alhasil hubungannya menjadi tidak nyaman dan tidak sehat. Keakraban yang seharusnya terjadi ketika mengerjakan pekerjaan jadi ajang saling sindir, prestasi yang seharusnya diapresiasi menjadi sumber iri dengki, dst. 

Jika belum terjadi, carilah sahabat di luar tempat kerjamu saja supaya lebih nyaman dan sehat. Jika sudah terjadi, tolong cek ulang batasan kalian dalam bersahabat. Bangunlah persahabatan yang sehat, suportif, dan solid. Jika yang terjadi adalah musuh tapi berkedok sahabat maka kamu sepatutnya untuk segera balik kanan. Sayangi mentalmu, pikiranmu, hatimu, dan jiwamu. Ambil batasan tegas bagian mana yang mau kamu share dan tidak. Jangan hanya kamu lagi terkena sindrom eforia maka semua rahasia kamu beberkan ke sahabatmu itu termasuk aib dan rahasia keluarga. Jangan ya dek ya.. Jika sudah terlanjur, maka ambil pelajaran untuk kedepan supaya lebih bijaksana. 



ra ono koe, dunia tetep aman rasah kawatir

Ada orang yang dengan mudah merendahkan orang lain, merasa lebih baik dari semua makhluk hidup di muka bumi ini, merasa kalo tidak ada dya bumi berhenti berputar, kegiatan kalo tanpa kehadirannya akan gagal total, dst. Sifat buruk itu diperkuat dengan respon dari orang-orang yang memeliki kepentingan, so dya semakin meninggi walo nyatanya justru merendahkan dirinya, bagaimana tidak jika dya hobi mengumbar kelemahan orang lain hanya karena ia ingin keren dimata orang lain. Rumus hidup itu ga selalu sejalan dengan yang ia pikirkan, yang ada tidak semua orang akan selalu setuju dengan pendapatnya yang anomali itu. Kadang orang hanya terkesan setuju hanya karena mencari aman saja. 

Menariknya, tanpa dya pun semua bisa berjalan lancar lho. Orang yang selalu direndahkan nyata-nya mampu meng-handle acara dengan lancar dan tidak too much. Semua berjalan baik dan tidak ada yang perlu dikawatirkan. Semua orang jika diberi kesempatan untuk belajar juga akan berusaha sebaik-baiknya atas nama profesional. So, di dunia ini ga ada yang abadi, semua terbatas menyesuaikan dengan waktu masing2, memiliki umur di setiap kesempatan, memiliki batas di setiap ruang. Begitu juga dengan anda, apa yang melekat di diri anda juga akan ada masanya hilang, pudar, bahkan mati.

Yuk jadi manusia selayaknya manusia yang bijaksana. Silahkan terbang tinggi, kepakkan sayap tangguhmu hingga menjulang ke langit ketujuh. Tak perlu kau injak kepala orang lain hanya untuk menaikkan kehebatanmu, sungguh itu tidak perlu terjadi. Biarkanlah orang lain menari-nari merayakan kebahagiaannya tanpa kau usili. Jadilah orang baik, jikalau orang baik saja susah minim jadilah orang yang tidak suka mencampuri urusan orang lain. Kebahagiaan orang lain itu tidak akan mengurangi kebahagiaan kita pada dasarnya, namun bagi jiwa yang penuh dengan iri dengki, ia hanya ingin kebahagiaan dimiliki oleh dirinya sendiri.

Dolanmu kurang adoh, srawungmu kurang mentes, turumu kegasiken. Jane koe ki hurung urep, hurung ngrasakne dadi wong randue, hurung ngrasakne bertanggung jawab padahal udu tanggungane, hurung tau ngrasakne endog siji dinggo wong pitu, bahkan hurung tau ngrasakne sego nget-ngetan sing wes ilang rasa legine. Selagi koe dikei kesempatan ijeh iso ambegan, saiki tobat o! Kurangi dadi wong sing keminter, ilangi sok-sok an-mu kui. Eling, doa-doa ne wong sing mbok rendahne lagi ngenteni koe siape kapan maneni.  

Curhat boleh, asal..

Curhat boleh, asal tau waktu.. 
Curhat boleh, asal tau diri.. 
Curhat boleh, asal tau kondisi.. 
Curhat boleh, asal tidak ngrepotin.. 
Curhat boleh, asal tidak mbebani.. 

Kita sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari orang lain, ya karena kita saling membutuhkan. Membutuhkan teman bukan berarti halal menjadikan dya tempat pembuangan sampah emosimu. Ga akan ada orang yang betah menjadi tempat pembuangan sampah emosi terus menerus. Orang akan mengalami titik jenuh, bosen, muak, dan endingnya memilih pergi. 

Jika sudah dalam kondisi tersebut maka jangan tanya "apa salahku, kok dy berubah?", dst. Come on instrospeksi saja. Orang itu tidak ada yang nganggur, jika ada waktu luang saja akan lebih memilih tidur, main game, hangout, dll dibanding mendengarkan curhat yang sama dalam waktu yang lama. Ga pa² jika curhat dalam waktu yang lama, namun pastikan lawan bicaramu masih nyaman, masih enjoy, dan dya tertarik. 

Sebaliknya, jika lawan bicaramu sudah eneg, capek, males bahkan sudah secara halus sampai kasar bilang tidak ingin lagi mendengar curhat yang itu² saja maka plis sadar diri. Tidak semua orang bisa begitu mudah cut off pertemanan karena pertimbangan ini itu. Hanya saja, jadilah dewasa untuk bisa melihat kondisi sekitarmu. 

Tidak mengenal waktu, tidak mau tau kondisi lawan bicara, mengabaikan berbagai signal keengganan lawan bicara mendengarkan curhat yang sama. Ya curhat tema yang sama, masalah yang sama, hanya ingin didengar, mengabaikan masukan, dan maunya hanya ingin dimengerti dan divalidasi bahwa yang dya lakukan benar.  Mana bisa memvalidasi hal yang sudah berlawanan dengan norma sosial? Bahkan dilakukan penuh kesadaran. 

Jangan sakit hati, ketika lawan bicaramu sudah tidak semenyenangkan dulu, anggap saja waktunya sudah selesai. Jika sekarang masih mau bermain bersama bukan berarti dya masih bersedia menjadi tempat pembuangan sampah energimu. Dya hanya ingin berhubungan baik antar manusia saja. Ya, anda baik namun bukan berarti bisa seenaknya menyita waktu, pikiran, tenaga orang lain. 

Mari, bertanggung jawab dengan apa yang sudah dipilih. Jadi gentle aja, kalo mau A ya sudah, bismillah semoga Allah memberikan jalan terbaik. Jika A banyak resikonya ya ambil, bukankah itu seharusnya sudah difikirkan sebelum menentukan pilihan? Bukankah itu konsekuensinya? Jika saran temenmu berlawanan, abaikan saja jika A sudah jadi pilihanmu. Ini hidupmu coy, skip temenmu. Kamu berhak bertanggung jawab dengan hidupmu. Sebaliknya, temenmu berhak free tanpa harus menanggung beban cerita hidupmu yang sudah tidak masuk logika. 

Hargai orang yang tidak fanatik denganmu. Ketika dya tidak dengan mudah menghakimi kesalahan fatalmu bukan berarti dya setuju dengan salah langkahmu itu, bisa jadi karena toleransinya tinggi. Ketika dya sudah banyak menasihati, tapi kamu tidak membutuhkan itu dan lebih mengedepankan "emosimu" maka ambil semua resikonya. Bukankah ini yang kamu inginkan? 

Sebaliknya, jangan drama ke temenmu ketika kamu mengalami masalah atas resiko dari pilihanmu. Ini hidup kamu, maka jangan tambahkan beban hidup ke orang lain. Boleh curhat asal jangan sampai mbebani. Kenapa? Hal tersebut lama kelamaan akan membuat lelah psikis lawan bicaramu. Kalau tidak segera diatasi karena dilakukan sudah bertahun² maka akan berdampak negatif terhadap mental lawan bicaramu. Ya mentalnya dipertaruhkan hanya karena dya mendengarkan curhatmu. Plis jangan egois.. 


Ambil serta konsekuensinya

Egomu sungguh tinggi Nona. Kamu bukan orang polos yang tidak tau makna dari sebuah kalimat. Ketika temenmu bilang aku sudah cukup.., aku mundur.., aku muak.., aku capek.., dll. Hey Nona temanmu tolong hargai. Dya sudah mengutarakan perasaannya muak menghadapi ceritamu yang tidak masuk logika akal sehat, dya sudah capek mendengar kamu bersikap denial, dya sudah mual melihat apa yang kamu ucapkan tidak sepenuhnya sama dengan yang ada di hatimu. 

Ambil konsekuensi dari semua hal yang sudah kamu pilih Nona, tolong jadilah dewasa. Jangan biarkan orang lain menjadi sampah emosimu. Kasihan., jangan! Jangan bermain api jika kamu takut kebakaran, jangan bermain air jika kamu tidak siap basah. Menjalin cinta segitiga itu rumit Nona. Ambil segala resiko dari apa yang kamu pilih. Bukankah hidup penuh resiko? 

Berkeluh kesah boleh Nona, tapi jangan jadikan temanmu itu sebagai tempat pembuangan sampah emosimu. Ingat setiap orang batas. Jangan egois, yang hobinya hanya ingin di dengar saja. Jangan jadi egois yang maunya ingin divalidasi saja. Hey Nona dimanapun berada, di keadaan yang entah bagaiamana, namanya cinta segitiga itu tidak ada benarnya. Bersikaplah dewasa dan pilih satu serta ambil konsekuensinya. 

Bukankah situasi rumit ini adalah hal yang kau pilih secara sadar? Jangan seolah menjadi korban Nona, justru kamulah aktor utamanya. Teman itu hanya menemani, itupun jika masih kamu hargai. Jika terus²an kamu repoti ya ga ada yang bisa jamin akan stay di sisimu. Terlebih dya menjadi tempat pembuangan sanpah emosi mengenai cinta segitiga rumitmu. Jika sekarang dya masih stay, itu bukan abadi. Dya hanya mencari celah untuk membelah diri, mengurai, bersembunyi, lantas pergi. 


Etika membalas chat

Jangan sok merasa orang penting dan enjoy mengabaikan chat orang lain. Benar hak kamu untuk read doang chat temanmu, hak kamu untuk tidak membalas pesan pentingnya dan hak kamu juga untuk slow respon. Boleh² aja sih, tapi kamu akan ditandai oleh lawan komunikasimu. Ketika kamu punya karakter yang ga bisa jauh dari HP tp kamu hobi slow respon maka sejatinya kamu sedang membukakan pintu temenmu untuk pergi dari hidupmu. 

Adakalanya merasa si paling sibuk hingga puluhan chat tertumpuk masak siiih, sepenting apa sih hidup anda? Hargai orang di sekitarmu ya.. Ini adalah hal sepele bagi sebagian orang tapi fatal akibatnya. Nah hal yang akan memperparah keadaan apabila, kamu hobi slow respon atas chat temenmu, tapi pas kamu butuh chat nya panjang. Kelihatan banget tuh egomu disini. Kamu hanya ingin menangnya sendiri, egomu hanya ingin dimengerti tapi enggan memahami kebutuhan orang lain. 

Orang juga lama kelamaan males kalo kamu sengaja slow respon dan mengabaikan pesan di HP mu. Ya kalo sekarang masih bertahan karna masih ada kebutuhan yang belum selesai. Lihat saja jika semua sudah selesai maka dengan secepat kilat dya akan pergi dan menjauh dari hidupmu. Balaslah pesan sesegera mungkin bagi orang² yang mampu menghargai keberadaanmu. Sebaliknya, lepaskan perlahan orang yang tak mampu melihat ketulusanmu. 

Ambil keputusan beserta resikonya

 Jika kamu sudah dewasa harusnya sudah tau dong apa itu konsekuensi? Ketika kamu memutuskan menjadi selingkuhan maka kamu harusnya sudah berfikir apa dampak pendek dan panjangnya. Ketika kamu dengan sadar meminjami uang dengan jumlah yang fantastis harusnya sudah terpikirkan resiko terburuknya. Ketika kamu dengan kesadaran penuh ada di lingkungan yang erat dengan persaingan harusnya sudah tau konflik apa yang berpotensi tercipta.

Sudah dewasa, sudah bisa memutuskan apa yabg menjadi hal baik dan buruknya. Ketika sudah paham hal tersebut buruk maka bertahanlah karena itu hal yang seharusnya kamu dapatkan. Jika kamu sudah tidak sanggup maka silahkan balik kanan dan bertobatlah. Bukan, masih enjoy di dalam circle tersebut dan mencari kambing hitam untuk dijadikan tempat curhat dalam jangka lama.

Jika kamu menemukannya maka kamu beruntung, tapi ingat semua ada limitnya. Menerima curhat dengan permasalahan yang itu2 saja, dinasehati iya2 iya, disakiti berkali2 oke2 aja,dst hingga cerita itu menggunung dan tidak ada space untuk menampungnya. Lantas kira2 apa yang akan terjadi? Sebaik baik orang akan mudah balik kanab jika effortnya tidak dihargai. 

Mari ketika usia kita sudah dewasa, bertanggungjawablah dengan semua resiko dari pilihan kita. Jangan lagi mencari orang kain untuk membenarkan apa yang kita lakukan, memvalidasi keputusan yang salah , serta mengorbankan orang lain atas pilihan yang salah.

Sorry, your informatiom too much

Benar anda itu kaya Nona, betul anda itu hebat Tuan, setuju anda itu populer Nyonya. Namun, tidak semua kehebatan anda ingin aku dengar lho, tidak sedikitpun kisah asmara anda ingin ku ketahui, tidak sejengkal gaya hedon anda mengusik mu lho. Buat apa sih ya cerita kehebatan anda? Fix anda sudah kaya, populer, membahana, tak terbantahkan kesempurnaan anda, lantas gunanya untuk apa anda cerita ini itu kesaya? Ingin validasi kah? Hey manusia yang hobi pamer, tanpa anda mencari validasi ke orang², anda sudah paling keren kok. Jangan sampai dengan ketidakpekaan anda terhadap respon lawan bicara anda, membuat mereka muak. 

Beli excavator kirim foto, laptop baru kirim poto, beli rumah kirim poto, beli handphone keluaran terbaru kirim poto, beli gunung mas kirim poto, dll. Hey aku ga butuh informasimu ges. Stop share your happiness. Bukannya aku iri, aku hanya muak karna aku ga butuh informasi tersebut. Ga ada hubungan sama sekali dengan diriku.

Hey sudahi sikap egoismu jika kamu masih ingin punya teman. Kamu manusia biasa yang ada jatahnya untuk jatuh. Jangan merasa selalu di atas angin yang seolah takdir selalu berpihak padamu. Jangan sampai karna egomu ini, orang² yang awalnya tidak memiliki iri hati sama kamu menjadi muak dan menghindarimu. 



Pikirkan saja hidupmu

Hargai jika orang-orang masih mau bersama kita, nyatanya penyesalan hanya akan hadir di akhir tatkala semuanya semua sudah tak mampu utuh lagi. Jaga hubungan baik dengan keluarga, saudara, teman, bahkan tetanggamu dengan sekuat tenagamu. Kita tidak bisa hidup sendiri, namun bukan berarti kita harus mengorbankan diri kita atas nama bertahan karna menjaga hubungan baik itu. 

Jika dirasa teetanggamu sudah mulai meresahkan, sudah mulai iri dengki, dan hobi mencari kesalahan maka ambil sikap.  Jika temen kerjamu sudah mulai resek, hobi merendahkan, dan gemar menebar fitnah maka set your bounderies. Jika saudaramu hobi pinta uang, gemar merepotkan, curhat tak kenal waktu maka pasang perisai diri, bahkan jika keluargamu tidak tau diri, menuntut, dan tidak kenal terima kasih maka mundur selangkah-lah.

Kita di desain Tuhan untuk memilih hidup bahagia, tentram, dan tenang. Jika mereka orang terdekat kok malah biang dari masalah yang mengganggu ketenanganmu maka plis bersikaplah dan pasang jarak. Tidak bermaksud memutus silatuhmi, namun untuk menyelamatkan mental supaya tetap waras dalam menjalani hidup. Egois boleh demi ketentraman hidup. Kita tidak memiliki kewajiban untuk membuat mereka happy. Kitalah yang berkewajiban memikirkan kebahagiaan diri kita masing-masing.

Orang lain bebas mengusik ketenangan kita, namun kita wajib menyaring hal tersebut untuk masuk-tidaknya di dalam hidup kita. Jika kita tidak menginjinkan hal menyebalkan tersebut masuk di hidup kita, maka semua akan running well. Sebaliknya, jika kita menginjinkan maka hidup kita akan ribet dan chaos karena ulah orang-orang yang tidak mampu memahami batasan atar manusia.

Sayangi diri yuk, plis. Kali ini egois diperbolehkan. Biarkan orang lain ruwet dengan masalahnya sendiri, ya masalah yang dibuat sendiri. Cukup berhubungan baik, sebatas baik saja sebagai manusia. Cukup kemarin tidak pintar karena suka dimanfaatkan orang lain. Cukup kemarin waktunya dihabiskan untuk mengurusi urusan orang lain. Cukup kemarin tenaganya dihabiskan untuk memikirkan hal-hal yang tidak sepenting itu. Ya. sudah waktunya mencintai diri sendiri,.

Bare minimum as a friend

Masih ingat jelas suara percakapan dua sahabat di cafe sore itu tentang batasan dalam berteman. Tidak bermaksud untuk nguping pembicaraan namun suasan cafe kala itu sepi, hanya ada mereka dan aku saja. Tak ada yang kebetulan di muka bumi ini, pun sama kenapa aku tertakdir bertemu dengan mereka. Ada hal penting yang mengiang-iang di kepala,... "setidaknya dalam berteman itu jangan membebani, lah dya enak banget tiap hari curhat sama kamu, dya plong uneg²-nya terlampiaskan, lantas apa kabar kamu? Tiap hari bebannya nambah. Pertemananmu itu fix udah ga sehat".

Baik bukan berarti halal untuk dimanfaatkan

Sebaik hubunganmu dengan temanmu akan cepat berakhir jika dari keduanya tidak ada kata menghargai. Dya baik, bukan berarti tempat pembuangan emosimu everytime and everywhere. Sebaik apapun dya manusia biasa yang punya batas. Kamu telpon ga ingat waktu, dya angkat. Kamu curhat yang itu2 aja, dya tetep menasihatimu. Kamu tantrum ga jelas, dya tetap sabar. Hey manusia dewasa, jangan hanya karna dya selalu ada di pihakmu, lantas membuatmu seenaknya saja memperlakukannya ya.


Egois boleh tapi jangan keterlaluan

Gass curhat dengan tidak mempedulikan temannya sedang apa, kondisinya bagaimana, suasana hatinya macam apa. Mungkin untuk waktu tertentu, masih akan ditemeni namun jangan berharap banyak ya karena setiap manusia itu punya masa or limitnya. Terlebih jika kamu tipe orang yang egonya sangat tinggi. Intinya hanya ingin dimengerti namun enggak mengerti balik. Waduh, jangan dong. Ingat ya setiap orang itu sibuk, ga ada orang yang nganggur. Tidur-pun adalah bentuk dari jenis kesibukan manusia di jagad ini. Jika kamu sudah diberikan waktu banyak oleh temenmu, maka sebaik-baiknya orang ya menghargai. Jangan sebaliknya ya. Dya memiliki kesibukan tapi masih sudi mendengarkan kamu curhat, isn't a good friend?


Pertemanan itu dua arah, bukan searah

Katakanlah dya good listener namun bukan berarti dya mau menyimpan apapun sendiri. Ketika kejadian ini berulang bahkan sering, ketika temenmu ingin bercerita balik ke kamu, tapi responmu balasnya lama bahkan lupa balas sedangkan kamu sudah baca pesannya dengan alasan ini itu kok rasanya keterlaluan ya ente. Terlebih ketika bertemu, temenmu lagi asyik bercerita tapi kamupun tidak luput asyik senyum2 sendiri sambil mainan handphone. Padahal yang memulai curhat adalah kamu, pas dya balik curhat kamu memperlakukannya seperti itu. Waaah jangan jahat ya. Jangan salahkan keadaan ya jika akan berubah.  


Berteman itu kedua orang bahkan lebih itu mampu SALING. Saling menghargai, saling memotivasi, saling suport, saling menguati, dan saling menginspirasi. Terlepas dari SALING tersebut, bare minimun pertemanan adalah tidak memberi beban ke temennya. Sesimpel itu sebenarnya. Jika, pertemananmu kok hanya menambahi beban hidup di setiap harinya, maka pertemananmu itu sudah tidak sehat. Carilah teman yang dapat menghargai kehadiranmu, teman yang paham kondisimu, teman yang mampu meng-influence mu, serta teman yang tidak memanfaatkan kebaikan hatimu. Salam sehat jiwa raga. 

Tempat pembuangan emosi

Kita sudah terbiasa mendengar istilah tempat pembuangan sampah, tapi kalo pembuangan emosi? Masih jarang ya? It's mean tempat curhat tp konteksnya ga peduli perasaan dan keadaan orang yang kita ajak curhat. Yaps egois. Membuang sampah aja kita dikenakan biaya karen memerlukan space untuk mengurai sampahnya, memilih sampah organik dan anorganik, bahkan untuk biaya para pekerja  atau pengepul sampah. Lantas bagaimana dengan orang yang membuang emosi? 

Manusia memang tidak bisa hidup sendiri, memerlukan orang lain untuk share kehidupan. Meskipun demikian, ada rule yang harus dipegang oleh setiap orang supaya hubungan baik antar manusia itu tidak mudah patah. Dua diantaranya adalah empati dan tidak egois. Empati dan egois memiliki keterikatan yang kuat, dimana kedua sikap tersebut membawa kita menjadi orang yang bijaksana. 

Bijaksana adalah dampak dari sifat yang muncul ketika kita mampu mengendalikan diri. Sekiranya kita sudah terlalu offside curhat ke orang lain maka sudahi, jangan gaspol hanya karna ia mendengarkanmu. Jangan kamu manfaatkan kebaikan temanmu untuk mendengarkan cerita yang sebenarnya sudah membuat temanmu muak. Terlebih ketika temanmu sudah memberikan tanda untuk stop, atau bahkan temenmu sudah bilang terang²an tidak ingin ikut campur. Yuk peka yuk.. 

Hubungan baik yang awalnya tercipta dapat hancur ketika tidak ada empati di dalamnya. Maunya di dengar terus menerus tanpa ada rasa bersalah. Wah mana ada manusia yang sanggup. Jangan egois. Jikapun kamu merasa tidak egois atas tindakanmu maka sudah dapat dipastikan temanmu lah yang akan undur diri. Dya akan tetap baik, dya akan tetap ada buat kamu, namun bukan jiwanya, hanya fisiknya. 

Menjadi tempat pembuangan emosi itu melelahkan. Terlebih jika cerita itu seputaran lingkaran setan yang ga bisa di urai, atau lebih tepatnya tidak mau mengurai. Sadar yuk lawan bicaramu juga punya hidup yang sedang diperjuangkan lho, jangan sampai kamu jadi penghambat hidup orang lain, penambah beban hidup orang lain, dan membuat orang lain muak dengan kelakuanmu. 

Ilustrasinya adalah sebuah baskom untuk menampung sampah emosimu. Disela² hidupnya yang ga mudah, ia terus menerus dijejali oleh sampah² emosimu, saat baskom masih kosong, masih ok. Lantas kalo baskomnya sudah penuh? Sampahnya bagaimana? Tentu akan menganggu kan, bakal berceceran kemana², mengganggu ketenangan hidup temanmu, membuat muak emosi temanmu, dan yang jelas akan mengancam hubungan baik itu. Yuk normalisasi untuk bertanggung jawab atas hidup kita masing². Setiap tindakan pasti ada resiko, setiap pilihan pasti ada konsekuensi. Yuk hiduplah sedewasa umur yang sudah kita miliki. 

Ketika kamu hanya dianggap audien bukan teman

Dari judul yang ada terlihat ada  sesuatu yang mengganjal kan ya? Apa hubungan antara audien dan teman?.  Ada tipe karakter yang hobi membuang emosi apapun ke temannya sekaligus hobi pula memamerkan pencapaiannya ke orang yang sama. 

Diterima bukan berarti seenaknya

Ketika kamu diterima oleh temanmu, segala macam emosimu diterima oleh temanmu bukan berarti kamu boleh memperlakukan dya seenaknya. Dya hanya manusia biasa, mungkin saat ini masih stay sama kamu namun bukan berarti akan selamanya. Manusia pada umumnya punya limit, bisa jadi bertahannya dya saat ini adalah proses penyusunan strategi untuk undur diri dari hidupmu secara perlahan. Jangan terlalu percaya diri bahwa dya akan menemanimu selamanya. 


Maunya dimengerti, tapi lupa situasi

Hidup manusia itu ber-layer, dan ga ada manusia yang ga ada masalah. Nah ketika kamu datang di hidup orang lain, mengganggunya dengan bercerita ini itu dan ditanggapi oleh temanmu secara baik, yuk plis jangan terus²an merasa nyaman atau menutup mata bahwa kamu itu sudah mengganggu waktunya. Kamu sudah mengurangi jam istirahatnya. Kamu sudah menyita ketenangannya. Boleh curhat tapi jangan berlebihan. Kamu yang punya masalah tapi temenmu harus memahami masalahmu. Jangan egois yaaa, mau sampai kapan seperti ini? 


Niatnya berbagi kabar, tapi lupa temannya punya hati

Ketika temanmu memiliki karakter tidak iri, happy if you happy bukan berarti kamu seenaknya bisa pamer pencapaian. Buat apa sih? Udah lah ga perlu validasi dari temenmu kok,  kamu itu udah keren, pinter, menawan. Fix cukup ya. Jangan sampai niatnya mau berbagi kebahagiaan tapi malah menyinggung perasaan temanmu. Ga nyinggung gimana, temenmu baru kekurangan uang, kamu secara langsung memameekan kehedonananmu. Temenmu baru susah makan, kamunya buang² makanan. Ga selalu orang stabil dalam kondisi baik lho.. 


Jika dilakukan secara terus menerus maka cepat atau lambat temanmu itu akan meninggalkanmu. Egomu sungguh tinggi, empatimu berasa ga ada karna kamu hanya ingin dimengerti. Susahnya pingin ditemeni, pencapaiannya pingin di validasi. Mana ada orang yang kuat? Jangan sampai, ketika temenmu memilih meninggalkanmu karena sudah muak lantas kamu playing victim ya, atas nama temenmu iri, temenmu berubah, maupun temenmu ga seasik dulu. Yuk koreksi diri dan hargai keputusan temanmu itu. Cari saja teman lain yang lebih baik dari temanmu itu, jika kamu menemukan maka kamu beruntung, begitu juga sebaliknya. Hargai keberadaannya selagi ada, ada bukan berarti selamanya, selamanya untuk menerima segala perlakuan yang kamu berikan padanya. 

Diri sendiri, first

Hai diri yang ada di depan cermin. Gimana hatimu? Gimana perasaanmu? Gimana keadaanmu? Ga selalu harus good kok. Hebat ya kamu, kamu masih mencoba bertahan sekuat tenaga setelah sekian lamanya ingin memberikan ketegasan pada diri untuk bersikap. Bukan karna kamu orang jahat, namun kamu harus melakukan itu untuk kebaikan dirimu sendiri. Sudah banyak cerita, air mata, nasihat, bahkan kesabaran yang kamu berikan dan semuanya itu zero. Ya, kamu selama ini denial alias terjebak pada paradigma " Dya pernah menolongku, dya baik sama aku". Bwoleeh kamu berfikir seperti itu, it's mean kamu orang yang tau diri, tau terima kasih. Hanya saja kasus ini beda. Kamu didatangi hanya ketika butuh saja. Telpon berdering ya hanya karna pingin curhat saja kan. Yuk resapi baik² pernyataanku ini dan stop untuk denial. 

Pertama, manusia pada dasarnya itu egois dan memiliki kepentingan. Hanya saja kita juga harus menggunakan logika, jangan sampai atas nama membalas kebaikan malah kamunya yang susah payah. Okelah kamu suka mendengarkan curhat orang lain, bukan berarti kamu boleh diperlakukan seenaknya dong datang pas butuh aja. Kedua, semua manusia itu semua sibuk, ga ada satupun yang luang. Ketika kamu dengan kesibukanmupun masih merespon curhat dya yang penuh dengan drama maka kamu itu sudah diatas rata-rat baiknya. Nah dalam hal ini letak kesalahanmu adalah menganggap dya akan sama ke kamu. Nyatanya enggak kan, walo dya sudah baca chat kamu tapi seringnya slow respon dan kadang lupa balas pesanmu kan, come on jangan denial, tau kan kamu harus apa?

Ketiga, kamu harus sadar bahwa kamu ga harus bertanggung jawab atas kebahagiaan orang lain kok. Misalpun kamu ga merespon curhatan dya pun ga masalah, kamu ga salah, kamu ga dosa. Terlebih jika backgroundnya seperti ini. Tolong-lah perhatikan dirimu sendiri sekarang. Apa iya kamu akan bertahan terus menerus dengan orang yang egois. Yuk sayangi dirimu sendiri. Kamu ga lupa kan kalo kamu tu punya banyak teman baik. Yuk fokus sama orang yang memang bener-bener tulus sama kamu, skip orang-orang yang nguras energi baikmu. Hidup mereka bukan tanggung jawab kita. Oke...

Keempat, udah ga jaman kali menyeret orang lain masuk dalam drama kehidupan yang kita miliki. Yuk perbesar empati supaya kita jadi orang yang tau diri. Hidup kita ya tanggung jawab kita. Apa iya kita akan merepotkan hidup mereka terus menerus? Memang kita tidak dapat hidup sendiri, tapi kita juga harus kontrol diri supaya tidak menjadi orang yang nyebelin alias too much. Bisa jadi kan mereka itu punya masalah besar yang melebihi masalah yang kita punya tapi mereka silent tak seberisik kita. Yuk pertebal empati, bukan egoisnya.


It's oke jika kamu marah diperlakukan seperti ini, ga papa jika kamu merasa eneg dan ingin muntah, dan boleh sekali jika kamu ingin menepi. Yuk jadi orang baik versi bare minimum aja. Orang yang happy melihat temannya happy, saling suport, dan tidak ada iri dengki. Sudah saatnya kamu berkaca dari hal yang kamu alami sekian lama ini untuk mengutamakan kebahagiaan diri sendiri. Yang terjadi jadikan pengalaman untuk pijakan lebih bijak ya, Plis pinter yuk pinter.. 

Evolusi diri

Sejak dari waktu muda memang sering dijadikan tempat curhat oleh orang². Ada rasa happy karna bisa bermanfaat, ngasih masukan, atau setidaknya membantu yang bersangkutan mengeluarkan uneg². Di umur yang sudah banyak ini, pengalaman jadi tempat curhat itu sangat beragam dan kompleks. Tapi akhir² ini baru ngalami rasa yang tidak bisa digambarkan dengan kata². Biasanya sih kalo ada yang curhat ya udah B aja, tapi entah mengapa saat ini, ketika ada yang curhat tentang topik yang sama dan berlawanan dengan value diri maka yang ada lelah, capek, energi hilang, pingin ngumpat, dan muak. 

Pernah suatu hari cerita ke temen tentang keadaan ini, dan jawaban sederhananya adalah "kita tidak bisa memaksakan value orang sama dengan value yang kita junjung". Kata dya, dalam kasus ini wajar jika eneg se-eneg-nya karena yang tejadi adalah hal yang tidak seharusnya. Namun dari keadaan yang parah itu, patut kamu syukuri hal tersebut bukan kamu yang ngalamin, "pungkasnya". 

Beragam cara udah dicoba supaya berhenti ngomongin topik yang sama secara berulang. Susah sekali untuk pura² happy mengingat value-nya berbeda jauhnya. Singkat kata keadaan pahit itu membawa ke dalam fase evolusi diri. Membatasi menjadi tempat sampah pembuangan emosi, membatasi hal yang tidak penting untuk di dengar, mengurangi berinteraksi yang akan menyerap energi positif kita, memperdalam value diri, dan menerapkan batasan yang jelas. 

Dampak evolusi diri akan terlihat menjadi pribadi yang berbeda, but it's better than before. Lebih baik menyelamatkan mental dan lebih mencintai diri sendiri daripada menjadi badut bagi kehidupan orang lain. Tentu, ia akan seneng uneg²-nya tersalurkan, namun bagaimana dengan lawannya? Sudah cukup menjadi tempat pembuagan emosi, kini saatnya menjadi manusia yang lebih menyayangi diri sendiri. Biarlah ia bertanggung jawab terhadap pilihannya. Kebahagiaan dan kesedihan hidup seseorang bukan tanggung jawab kita. So, fokus pada diri sendiri saja, bahagiakan diri, dan batasi mengurusi yang bukan urusan kita. 
*Salam sehat jiwa raga

Salahkah terlalu baik?

Ada di sebuah obrolan di sore itu antara dua sahabat lama:

A: kenapa ya orang itu egois, maunya didengar, maunya dingertiin teroos. Pas lagi sedih pinginnya didengar, pas lagi galau pinginnya divalidasi perasaannya. 

B: ada kejadian apa? 

A: giliran udah direspon dengan baik, tapi pas aku gantian mau curhat malah dya asik main Hp. Padahal setiap orang punya kesibukan lho, ini masih menyempatkan untuk mendengarkan curhatannya. Dan ini terjadi berkali -kali bahkan memang habitnya. 

B: ga setara itu pertemanannya,.. 

A: belum lagi kalo pas chat, ketika dya butuh aja chat panjang. Kitanya berusaha merespon walo mata sudah ngantuk, mikirnya sih ada temen yang membutuhkan bantuan, eh giliran kitanya yang gantian chat dya nya ga bales padahal aslinya udah dibaca, centang birunya kan dimatikan. Padahal namanya manusia itu smua sibuk, tp ketika udah di sempetin² eh balasannya sering begitu, repeat lagi. 

B: makanya jadi orang jangan terlalu baik sama orang, baiklah sama diri sendiri saja dibanyakin.. 

A: ya mikirnya ada orang chat dengan asumsi membutuhkan komen dariku jadi ya aku balas, siapa tau jadi solusi. Tapi tipe orang beda² itu,  ada yang ketika urusannya sudah terjawab maka ga peduli temannya chat apa lagi

B:padahal setiap manusia itu punya kesibukan ya, at least bisa memilih tidur daripada harus merespon curhatan orang kan ya,  ga bisa menghargai effort orang lain itu berarti, egoisnya tinggi. 

A: aku udah pernah berusaha mirroring lho atas kelakuannya, tapi ga bisa, merasa bukan aku gitu cuek sama chat orang. Kayak ngrasa orang jumawa gitu lho yang tak rasain tu, semacam orang sok sibuk ga sempat buka hape. 

B: ya kamu berbeda sama dya, value mu berbeda sama dya juga. Lagi² kamu orang baik, terlalu baik sama orang.Sekarang hargai apa yang menghargaimu. Pertahankan pertemanan yang worth it untuk diperjuangkan. Bijaksanalah dalam berteman. Jika sudah terlanjur hubungan baik, ya udah yang kemarin buat pelajaran supaya lebih bijak lagi. 


Nyatanya berbuat baik secara berlebihan ga baik ya, walo kadang itu bentuk reflek kita sebagai manusia. Ingat manusia jaman sekarang itu banyak yang ga bisa menghargai manusia yang lain, seringnya ego mereka yang ada di depan. Seringnya selagi menguntungkan gasss gitu. Tapi ga papa, jangan menyesal menjadi orang baik, pertahankan namun bijaklah dalam berteman. Jika perbuatanmu tidak lagi ada harganya dimatanya, maka balik badan dan pulanglah. Dya bukan teman tulusmu. Tidak usah denial, us our logic and heart to understand this situation. Be wise plis.. 

Over reaktif

Tidak semua hal harus direspon dengan over reaktif. Lapar ya makan, ngantuk ya tidur, gagal coba lagi. Hidup sebenarnya sesimpel hal tersebut. Tidak selalu bagian hidup membutuhkan drama. Tidak semua hal butuh atensi publik. Life is simple, manusianya aja yang hobi bikin ribet. 

Dampak over reaktif itu bikin sekitar salah paham dan membuat hal bikin runyam alias gagal fokus terhadap permasalahan yang sebenarnya sesimpel itu. Kadang over reaktif terjadi karena keadaannya baru diselimuti emosi dan jiwanya tidak stabil. Atau bahasa sederhananya kitanya yang kurang sabar dalam memandang setiap kejadian. Sabaaaar lebih luas yuuuk.. 

Hargai kehadiran temanmu

Kalau kamu diterima baik sama temenmu, semua cerita dan curhatmu ditanggapi dengan seksama, kesedihanmu direspon dengan segala empatinya maka hargai dya, bukan malah kamu balas dengan asik chatingan sama orang lain. Ketika dya sudah meluangkan waktu untuk mendengarkan curhat yang baginya itu-itu saja, curhat yang baginya hal remeh, curhat yang baginya menyebalkan, curhat yang berlawanan dengan value dirinya tapi dya masih meresponmu dengan baik maka kamu wajib sadar diri. 

Semua orang ada batasannya lho, benar kalo ada istilah people come and go. Jangan sampai orang go dari hidupmu karena kamu itu egois, hanya ingin didengar dan tidak mau gantian mendengarkan. Jangan hanya kamu merasa bukan pendengar yang baik lantas ketika dya cerita maka kamu asik ketawa cengar cengir karena habis membaca chat dari seseorang. 

Kemampuan orang untuk mendengarkan curhat dan keluhan orang lain itu beragam, jika kamu dengan segala sikapmu itu tapi temanmu masih stay, maka kamu janganlah terlalu percaya diri. Dya hanya mencari moment untuk meninggalkan pertemanan yang tidak bisa menghargainya saja. Mencari  teman tulus itu sulitnya bukan main, jadi hargai jika kamu sudah menemukannya. Sederhananya, jika kamu tak mampu menghargai maka sama dengan kamu sengaja membukakan pintu untuk keluar dari hidupmu. 

Ga usah berekspektasi apapun

Ga ada orang yang tulus kecuali diri sendiri. Stop "bergantung" sama orang lain. Mereka punya urusan dan kepentingan masing². Jika ia peduli sama kamu akan badai yang sedang kamu jalani, alhamdulilah. Sebaliknya, jika dya tidak bisa gantian menopang mu dikala kamu lemah sedangkan kamu sudah effort di hidupnya maka itu tandanya apa? Ya tanda kamu harus tau diri dan sadar diri. Orang dekat denganmu itu karna ada maksud. Jangan denial. Ga ada orang yang tulus. Jika adapun susah menemukan orang tesebut.


Come on bangun dari tidur panjangmu, sudahi ekspektasimu terhadap orang lain yang suatu hari akan membantumu saat kamu lemah. Jika kamu niat baik, do and forget it. Kerjakan dan segera lupakan bantuanmu itu.


Orang baik tau caranya berterima kasih. Sesibuk apapun dya akan ada "omongan" semisal tidak bisa membalas pesanmu segera. Jika kamu cerita panjang atas apa yang sedang kamu resahkan dan hanya dibaca saja tanpa di balas, yuk sadar itu bukan temanmu. 


Temanmu sejati ya diri sendiri. Jika esok pagi dya datang curhat dan meminta bantuanmu lagi, jika kamu mau bantu ya monggo bantu saja. Jika tidak ingin bantu maka kamupun tidak berdosa. Hak kamu.


Yuk hilangkan sgala ekspektasi terhadap respon orang lain. Hilangkan sama sekali. Ingat value orang beda² kan ya, jangan sampai kita kecewa karna ekspektasi. Walo ga mudah, mari kita coba untuk tidak berekspektasi apapun kepada siapapun supaya tidak kecewa. 


Biarkan mereka dengan value mereka, dan kita dengan value kita. Sebatas hubungan baik saja. Cukup. Sangat cukup. 

Carilah tempat dimana kamu dihargai

Di dunia yang tidak abadi ini, mencari orang yang secara lahir batin tulus itu sulit. Terlebih di era serba kompetisi seperti hari ini. Kebanyakan orang ingin berlomba² menjadi si paling. Eksistensi sangat dipuja dan diagung²kan. Validasi diperlukan dimana² untuk menunjukkan ini loh aku.. 

Fenomena di atas tidak dapat dipungkiri, namun tidak semua orang gila akan pengakuan. Masih ada yang sengaja ingin slow living, menikmati setiap helaan nafas dengan penuh kesyukuran. Menjalani ritme hidup dengan kelapangan. Memang orang macan ini tidak famous, tidak terpandang, dan terlihat tidak punya teman. 

Bagi orang yang hidupnya private, ia lebih menikmati kualitas. Ia tipikal orang yang memaknai setiap moment secara mindfulness. Ia akan hadir dalam setiap momen. Sebagai contoh, temannya curhat ada masalah dengan rekan kerjanya, ia dengan segala kesadaran hadir menjadi pendengar yang baik, memberikan sudut pandang yang berbeda, dan dengan pikiran luasnya ia memvalidasi perasaan temannya tersebut. Sehingga yang dirasakan temannya itu ringan setelah curhat dengannya. 

Jika kamu sudah menemukan orang tipe seperti ini di hidupmu, ketahuilah privilage jalur teman sudah kamu dapatkan. Jaga pertemanan baik². Bukan hanya karena dya mau dan mampu mendengarkan curhatmu secara berulang² lantas kamu seenaknya ya. Kita juga harus jadi manusia yang  tau waktu, mau bergantian mengerti keadaan satu dengan yang lainnya, bukan yang inginnya didengar dan dingertiin selalu. Jangan ya dek ya... Dya hanya manusia biasa lho, kalo sudah tidak dihargai ya dya akan cabut dari hidup lo. 

Jika itu terjadi, siapa yang rugi? Yaps kita. Dya mah asik² aja karna beban hidupnya berkurang karena sudah terlepas dari drama yang selalu keluar dari mulut kita. Teman dya banyak, jadi kalo hanya kehilangan teman macam kita mah ga akan ada ngaruhnya di hidupnya. Dya akan tetep happy dengan hidup dan segala perjuangannya. Kitalah yang justru akan gigit jari, karena terlena tidak merawat pertemanan dengan dya hanya lantaran dya mau diapa²in juga sabar ngadepin kita. Sekali lagi, dya hanya manusia. Ketika usaha dan perjuangannya tidak dihargai ya bye.. Nangislah kitanya... 


Hargai temenmu sebelum ia memilih pergi

Pertemanan itu harusnya kedua belah pihak, jika hanya searah yang ada hanya menyakitkan. Effort-nya hanya kayak angin, berlalu dan hanya berasa sesaat. Pertemanan awet itu kuncinya cuma satu yakni menghargai. Ya, menghargai sekecil apapun yang temen berikan, begitu juga sebaliknya. Jika hanya ingin didengar tapi enggan mendengarkan balik ya lama-kelamaan ga akan bertahan pertemanan tersebut. Benar, berusaha mendengarkan balik cerita temannya namun jiwanya tidak ada di dalam obrolan tersebut ya sama aja kecuuut. Apalagi jika mendengarkan cerita temannya sengaja disambi dengan chatingan sama orang lain sambil senyum-senyum sendiri. Repeat. Wah itu terlalu bangeet. 


Alkisah, 
Kamu punya teman dan dya sangat benciii sama seseorang karena sering  diusik, disakiti oleh seseorang. Ia hobi banget jahil, iri, sombong, merasa paling benar, dan happy kalo orang lain sengsara. Temenmu tersebut sangat tidak tertarik dengan hidup orang jahil tersebut. Ia tidak suka pamer pencapaian, namun menariknya ia dikasih kesempatan Allah untuk punya banyak support system yang tulus², mudah punya teman, dan dunianya berbeda dengan orang jahil tersebut. Meskipun demikian masih aja sering disenggol². Jika ada pilihan untuk blokir all akses komunikasi maka jalan tersebut akan dipilihnya. Sayangnya sejauh itu tidak tersedia.

Banyak korban yang serupa, para korban bila bertemu maka akan meluapkan rasa gemuruh sakit hatinya atas perlakuan dya. Rata² korbannya adalah orang yang sama sekali tidak tertarik dengan dunianya. Dya-nya saja yang memang hobi untuk mencari masalah. Happy aja gitu bila dya mampu menjahili dan membuat orang lain celaka dengan tangannya. Seolah dya akan abadi kali yaa hidupnya. Ngeri kali lah orang ini.. Seolah tidak akan tersentuh maut, penderitaan, siksa kubur, azab, karma, dll. 

Di perjalanan waktu, takdir membawamu dekat dengan orang jahil tersebut. Kamupun sering juga mengalami hal yang sama, sesekali dijahili namun kamu tidak bisa menjauh dari dya karena alasan tertentu. Setiap kamu sakit hati olehnya, kamu pasti lari ke temen baikmu itu. Dari segala rumus pengendalian diri hingga curcol tentang dalamnya sakit hatinyapun sering kamu dengar. Repeat.  Alasan temen baikmu memberikan nasihat ini itu karena ia merasa terpanggil jiwanya dikarenakan ia pernah diposisimu. Setulus itu temenmu.

Ada sebagian orang yang memiliki jiwa pengamat, menoleransi apapun dengan sangat bijak, mencoba memandang apapun dengan segala sudut. Nah satu diantaranya adalah temen baikmu itu. Menariknya, jika kamu sednag disakiti orang jahil tersebut kamu mengadu ke temen baikmu dan kalo udah baikan kamu main lagi sama orang jahil tersebut laksana besti. Itu hak kamu mau main dengan siapapun, sebenarnya. Namun yang janggal dan seharusnya tidak kamu lakukan adalah menambahi rasa sakit hati temen baikmu itu dengan ketidak-konsistenmu. Kalau memang masih pingin berteman dengan keduanya sebaiknya telan mentah² drama sakit hatimu karena orang jahil tersebut. Keep aja untuk dirimu sendiri. Konsekuensi berteman dengan karakter si jahil salah satunya sakit hati. 
 

Diajak orang untuk mbahas tentang orang yang sering menyakiti hati itu tidak mudah. Mau tidak mau keinget memori² buruk yang lalu. Luka yang berusaha dikubur, kembali lagi. Lantas kapan sembuhnya jika terus²an diajak mbahas orang tersebut. Plotwist nya orang tersebut bestian dengan orang yang hobi jahilin kita. Berasa kayak di prank berkali². Tiap curhat sudah berusaha memberikan solusi, ini dan itu tapi ga guna dan sia². 

Hak setiap orang berteman dengan siapapun, pun sama hak setiap orang untuk memilih menyelamatkan mental, daripada overthinking yang ga ada ujungnya. Mari menyeleksi kembali deretan orang² yang layak menjadi prioritas di hidup kita. Refocus dan restart untuk membuka lembaran baru. Sayangi diri, fokus terhadap apa yang bisa dikendalikan, dan jangan biarkan hal² buruk masuk dalam hidup kita. Tak ada yang abadi, termasuk pertemanan. Semua ada limitnya. Jadilah teman yang baik, karena memori baik ini yang kelak akan menemani dalam ingatannya. 

"Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orang, dan setiap orang di setiap masa ada kenangannya" 

Jadilah kenangan indah dan layak untuk diingat oleh temanmu, yang kelak ia akan tersenyum ketika mengenang dan menceritakan tentangmu. Bukan sebaliknya menjadi mimpi buruk yang tidak ingin ia ingat sepanjang hidupnya. 
Salam jiwa sehat. 

Temanmu hanyalah manusia biasa

Benar kita sama2 manusia yang punya kelebihan dan kekurangan. Maka belajarlah dari alam, bahwa sesuatu yang berlebihan tidaklah baik akhirnya. Effort yang berlebihan juga hanya akan berujung kecewa.

Pernah ada temen yang dengan begitu baiknya menawarkan diri, ia siap menerima segala macam curhat. Ketika ditanya, kenapa kamu sebaik itu merelakan waktumu? Ia hanya menjawab dengan kalimat sederhana. Ya, karna kamu pantas mendapatkannya. Kamu pantas diperlakukan sebaik itu, karna kamu orang baik. Mungkin aku tidak dapat memberikan solusi terbaik, namun aku ada untukmu, siap menampung segala permasalahan yang sedang kamu rasakan. Trima kasih kebaikannya kawan!

Teman yang lain, dya dengan segenap panca indera selalu berusaha ada ketika diri ini membutuhkannya. Sayangnya hanya searah. Ia tak pernah sekalipun menampakkan kegundahan walo ia juga sama2 kalut. Sikap legowo dan gentlement-nya selalu berdiri di garda terdepan ketika temannya ini tidak baik2 saja. Ia ga mau temannya ini larut, dan ia selalu memberikan nalar positif yang bisa temannya ambil. Justru karna kebaikannya kelewat luwar biasa, membuat diri ini berfikir berkali2 kalo mau merepotkannya lagi. Sekalipun ia sangat bahagia bisa ada untuk temannya. Hebatnya, dya punya masalah tapi tak berisik. Dya punya hidup yang tidak mudah tapi tak segaduh diri ini. Prinsipnya, ia tak ingin melupakan dan meninggalkan teman seperjuangannya. Luwar biasa kamu. Trima kasih atas ketulusanmu kawan!

Di seberang bumi yang lain, femomenya terbalik. Datang ketika butuh, sangat riuh, dan gaduh. Ketika dikasih solusi kadang manut namun seringnya punya pemikiran sendiri. Ketika curhat inginnya selalu didengar dan direspon. Namun ketika temannya yang curhat, ya suka2 dya balas chatnya. Ya inilah hidup yang selalu seimbang. Terima kasih ya, kamu memberikan warna baru di hidupku.

Ga kebanyang jika memiliki smua teman yang sangat welcome, peduli berat, empati akut, dan tulus. Bisa dipastikan diri ini akan jumawa aka sombong. Tapi dengan adanya teman yang datang sesukanya maka menyadarkan bahwa hidup ini imbang. Dan ini disebut dengan nikmat. Nikmat tidak harus berupa kabahagiaan saja, melainkan berupa hal2 yang bisa jadi bungkusnya menyebalkan. Tapi ketahuilah rencana Allah selalu terbaik. 

Allah ga akan membiarkan kita terpuruk, dan bertemu dengan orang2 jahat. Jikapun iya, pasti akan ada best learning untuk kita as a warning. So, siapapun teman yang hadir di hidupmu syukurilah, dengan segala macam jenis karakter nikmatilah! Kuncinya satu, kendalikan dirimu!. Jika mau curhat harus tau diri, jangan egois. Pastikan tidak offside mengganggu waktunya. Ingat dya juga makhluk hidup yang waktunya sama denganmu 24 jam. Ia juga punya hidup yang harus diperjuangkan juga. Sebaliknyapun sama, jika temanmu kok curhatnya sudah over, kamu bisa menepi. Kamu berhak memprioritaskan dirimu sendiri dulu. Silahkan menolong tapi jangan sampai menjadikanmu kurang pintar, karena zaman sekarang ada tipe2 orang suka curhat dan dikasih solusi. Di depan iya iya, tapi praktekkannya berlawanan. So, enjoy it!

Sebahagia itukah bisa merendahkan orang lain

Masih melekat di ingatan bagaimana tertawa lepasnya, senyum liciknya ketika ia dianggap sebagai si paling keren. Iya, keren boleh namun apakah harus jumawa dan merendahkan orang lain?

Apakah fair jika menilai kemahiran burung terbang dengan cara ia berenang? Apakah fair menilai kuatnya siput dengan cara ia berlari? It's not fair, menilai sesuatu tidak dengan ukurannya.

Ga ada lho manusia bodo* di dunia ini, yang ada manusia yang belum menemukan jalannya saja. Jalan tersebut berupa kesempatan,jam terbang, peluang, keahlian, dll. 

Ga ada juga manusia yang terlahir sempurna. Boleh lah jika diri kita ngerasa sempurna, tapi plis sadar deh itu hanya menurut kita saja deh. Akan selalu ada minus di setiap jiwa yang kelak Allah matikan.

Lantas masihkah bahagia merendahkan orang lain? Hallo tubuh yang ada masa  berlakunya di dunia.. mau sampai kapan jadi orang yang seolah tak tersentuh oleh yang namanya cacat? Heloo jiwa yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban, mau sampai kapan bangga penuh kemenangan melihat orang lain celaka karna ulahmu?

Peranmu di dunia ini hanya sebatas hamba lho, bukan yang punya dunia. Kamu punya kelemahan, tapi orang lain enggan berurusan. Orang lain punya keunggulan, tapi kamu bangga mematikan. 

Apakah pernah sedikitpun berfikir, bahwa orang yang kamu jahati itu adalah tulang punggung keluarganya? Ia adalah anak yang dari kecil ditinggal mati ibunya? Ia yang sedari kecil berusaha berdamai dengan takdir yang tidak mudah. Apakah kamu masih punya perasaan? Bagaimana jika itu kamu, saudaramu, bahkan itu anakmu? Apakah kamu terima jika orang2 yang kamu sayangi dijahili seperti kamu jahili orang2 selama ini?

Wahai jiwa yang masih diberi umur oleh Tuhan. Tidak takutkah dengan doa orang2 yang kamu rendahkan? Mungkin saja mereka tidak mendoakanmu jelek, namun bagaimana jika yang tidak terima itu adalah pemiliknya?

Baik2lah berperilaku. Kamu  berbatas, sedangkan Tuhan tiada batas. Kamu punya ide jahat, sedangkan Tuhan punya rencana terhebat. Kamu hobi jumawa, sedangkan Tuhanlah yang berkuasa. 

So, kesombonganmu kelak yang akan mengantarkanmu pada takdir selanjutnya. Bersiaplaaah..

Baik harus, bodo* jangan

Mau seberapa lama lagi kamu menjadi orang bodo* yang dibutuhkan hanya disaat tidak ada orang yang bisa membantu permasalahannya? Kalo kemarin denial bahwa dya adalah orang baik yang "wajib" kamu bantu selalu, lantas apakabar dirimu sekarang? dya meninggalkanmu lantaran value-mu sudah tidak relevan lagi?

Renungkan lagi dan ambil sikap ya. Sudah tua begini tidak waktunya menye2 takut kehilangan teman. Jangan pernah kamu menyesali lantaran pernah berbuat baik terhadap orang namun balasannya mengecewakan. Pandai2lah membaca situasi, ikuti kata hati, dan plis pinteran yuk..

Kalo dya butuh aja ribuan cara menghubungimu, tapi kalo kamu butuh apakah dya memperlakukan hal yang sama? Atau malah ngilang? Jika sudah tidak mampu lepaskan saja, karena orang baik akan tau cara memperlakukan orang yang sudah menolongnya. Orang baik tau cara menjaga perasaan orang lain, dan orang baik paham bagaimana rasanya diperlakukan buruk.

Jadilah orang yang mampu menghargai effort orang lain. Temukan orang yang tau diri. Supaya kebaikanmu tidak bisa dimanfaatkan, dan hanya datang disaat dibutuhkan saja. Bangun batasan supaya tidak ada rasa kecewa. Kuatkan hati supaya menjadi orang "tega". And put your self, first.


Utamakan diri sendiri dahulu

Put your self first...


Belum lama ini ada sebuah obrolan seru beberapa orang di sebuah warung makan pinggir rel kereta tentang pengalaman mereka dimanfaatkan oleh sekitarnya. Banyak cara Allah untuk menyadarkan kita, meyelamatkan kita, bahkan memperingati kita bahwa apa yang selama ini dijalankan tidaklah sehat. Menjadi orang tidak enakan, tulus, problem solver, and mix good listener adalah sepaket karakter ideal seorang teman.

Ga ada yang salah sejauh penjabaran di atas, namun yang mulai salah itu apabila ada orang yang memanfaatkan hanya karena dya baik, tidak mudah marah, pasti akan selalu memaafkan, dll. Anggap saja, awalnya ga bermaksud memanfaatkan cuma lama2 saking baiknya temennya lantas gas aja dan berasumsi temannya ga akan pernah merasakan sakit hati. Bayangannya temannya akan selalu baik sepanjang hidupnya. Dari obrolan di pinggir rel kereta itu ada hal yang menarik yang bisa diambil.

Manusia tetaplah manusia

Ya sebaik apapun bentuk manusia, dya tetaplah manusia yang tidak sempurna. Dya yang bisa marah, dya yang terbatas sabarnya, dya yang bisa overthingking, dll. Ga ada satupun orang yang mau dimanfaatkan hanya saja kadang hal tersebut di luar kendali. Ada rasa kecewa, ngerasa dibodohi teman terdekat, bahkan rasa tidak terima diperlakukan seburuk ini. Hal ini berujung dengan menyalahkan diri sendiri kenapa bisa sebodoh ini.

Cara Allah menyelamatkan

Walopun kenyataannya sepait itu, ada hal yang tetap bisa disyukuri. Allah menyelamatkan dari hal2 diluar pengetahuan kita. Allah melindungi kita dari obrolan2 yang menyakitkan. Pandangan kita sangat terbatas, sebaliknya Allah yang mempunyai skenario hidup kita. So, hal menyakitkan ini pasti ada maksud dan tujuannya.

Karakter manusia tidak dapat dirubah

Menerima kenyataan bahwa kita tidak dapat mengubah karakter orang lain adalah pilihan bijak. Tetap berteman baik namun jaga batasan, jangan sampai rasa kecewa datang kesekian kali. Kali ini kita yang punya kendali. Fokuslah pada diri sendiri untuk tetap menjadi orang baik namun tidak bisa lagi dimanfaatkan. Buatlah batasan supaya orang akan berfikir berkali2 ketika memiliki niatan buruk.


Memanfaatkan orang lain untuk kepentingan diri sendiri adalah sebuah ego manusia yang sebaiknya dihindarkan. Setiap manusia memiliki kepentingan, kebutuhan, serta rotasi hidup masing2. Kurang2i memanfaatkan orang lain hanya karena kamu merasa spesial yang harus didengar. Hidup ga berputar pada masalahmu saja kawan. Hargai peran orang lain di hidupmu selagi ia masih ada. Jangan tanyakan mengapa jika dya memilih pergi lantaran sudah jenuh dengan segala kelakuan burukmu itu. 

Solusi dari obrolan tersebut ketika kita sudah terlanjur dimanfaatkan adalah utamakan diri sendiri saja. Membantu orang lain boleh, tapi kalo sudah memastikan diri sendiri selamat. Jangan sampai hanya ingin membantu orang lain dari masalah, kitanya yang hancur. Cukup lilin yang berkorban menerangi dunia namun ia yang harus jadi korbannya.

Yuk ambil waktu untuk fokus kepada dirimu sendiri, hargai waktumu, tenagamu, effortmu yang selama ini salah orang. Tingkatkan skillmu, kuatkan hatimu, dan perindah akhlakmu. Fokus apa yang bisa diusahakan. Jadilah orang yang bijak, yang lebih mengutamakan diri sendiri dibanding orang lain yang datang hanya karna ada kepentingan.

*self reminder


Porsinya biasa aja dalam berteman

Di kehidupan dewasa ini kita dapat belajar "biasa aja" dalam berteman. Posinya biasa aja ya, tidak usah full effort. Pada dasarnya manusia dewasa itu mempunyai kepentingan. Kita harus baik bersikap namun sesuai takarannya. Jika orang tersebut baik dan tulus, kamu bisa melakukan hal yang sama. Namun jika orang tersebut terlihat baik tapi hati kecilmu kurang sreg maka cukup berbuat baik saja, janganlah lebih. Kuncinya jangan denial dan keras kepala. Tujuannya supaya kita tidak kecewa terlalu dalam.

Kita tidak dapat mengenal 100% kepribadian orang. Jika kita ngerasa kok dya berubah ya? kok dya ga sebaik dulu ya? kok dya egois ya? kok dya ini dan itu... maka ketahuilah kawan dya tidak berubah, kitanya aja yang tidak kenal kepribadiannya. Tapi inilah hidup ya, banyak misteri dan teka-tekinya. Jalani dan nikmati saja setiap alur yang ada di depan mata.

Benar, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Punsama dengan pertemanan, sesuai porsinya saja. Part ternyesek dalam pertemanan itu adalah ketika kamu baru menyadari bahwa kamu hanya akan dicari ketika tidak ada orang yang dapat mengerti atau support ceritanya. Tapi ya inilah hidup kawan, banyak hal terjadi diluar kendali. So, ambil pelajaran dan ambil sikap. All is well..

Bertemanlah dengan yang setara

Tidak hanya dalam menjalin hubungan asmara, dalam hal pertemanan diperlukan juga "setara". Tujuannya supaya pertemanannya enjoy dan menyenangkan, tidak sepihak saja. Capek ngemong konco sing ga reti nek dimongHarapan dengan punya teman baik adalah nantinya jika kita sedang kesusahan ada orang yang bisa memberikan pandangan yang mencerahkan, begitu juga ketika dya sedang diterpa masalah. Layaknya hidup yang saling menguati dan memahami. Nyatanya hal tersebut sulit ditemukan di dunia orang dewasa. Orang dewasa dominan egois, maunya menang sendiri. Mayoritas, namun tidak semua. Ada beberapa kesalahan yang bisa dijadikan evaluasi dan tidak dilakukan di awal tahun ini.

Menganggap semua orang baik

Berprasangka baik merupakan attitude yang perlu untuk dipertahankan, namun bukan berarti semua orang baik ke kita ya. Tolong, jangan denial dan berlagak polos untuk berfikiran bahwa semua orang itu sayang kita. NO, BIG NO.. Ini yang sering bikin hati sakit karena ujung yang didapat adalah kekecewaan. Ya kecewa dengan diri sendiri kenapa pernah menjadi orang yang denial dan bod*h. Come on sewajarnya saja dalam berteman, kecuali kalo dya dapat dipastikan sama-sama memberikan energi positif, saling support dan berusaha untuk selalu ada.

Kurang menghargai diri sendiri

Kamu dengerin curhat temenmu full effort, semua panca inderamu kamu kerahkan. All out.. Sedangkan dya ndengerin curhatmu disambi mainan hape. Belum lagi kalo WA, ujan badai ditrabas untuk tetap membalas chat dya sedangkan dya kalo balas chatmu ya sesukanya aja. REPEAT. Kasihan beneeeer kamu. Hayuuk 2025, be smart plis..! Sudah tau kan kamu harus ngapain?..

Kalau bukan diri kita lantas siapa yang akan menghargai dirimu? Sudah cukup ya. Tetaplah menjadi teman yang baik namun sesuai porsinya. Hargai dirimu, sayangi dirimu, dan sudahi menjadi badut di hidup orang lain.

Welcome 2025,
I Wish be nice year with beautiful moments, healthy, wealthy, and happy. Aamiin.

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger